Editorial:
Terkait polemik GHM (Gorontalo Half Maraton) 2025, mendapat tanggapan dari warga Gorontalo, Katon Mohi, yang juga sebagai “Pemerhati Demokrasi” yang sudah matang di dunia penyelenggara pemilu.
Menurut Katon, GHM ini hanya soal olah raga biasa yang sebenarnya tidak harus berpolemik.
“Sebagai warga Gorontalo saya merasa prihatin mengapa seolah-olah rakyat dibuat lebih “capek” dengan polemiknya daripada “larinya”. Tandasnya.
Katon juga menyoroti terkait Video dukungan Elnino kepada GHM yang katanya dibuat sekitar 3 bulan yang lalu itu sebenarnya adalah hal baik dan positif. Namun jika sekarang ada yang keberatan dengan penayangan video itu seharusnya harus ada pernyataan penarikan resmi dari Elnino.
Menurut Katon, sepanjang tidak ada penarikan resmi maka itu sah-sah saja digunakan karena GHM belum terlaksana.
Sebagai “Pemerhati Demokrasi”, Katon menilai bahwa Elnino sebagai pedukung Pak Gubernur dan Pak Walikota pada Pilkada kemarin sebaiknya bisa jadi “Problem Solver” dan juga punya tanggung jawab moral agar polemik ini tidak berkepanjangan karena ujung-ujungnya akan merugikan rakyat.
Terakhir katon mengingatkan kepada seluruh warga Gorontalo, soal Pasal 4 perjanjian Duluwo Lo Ulimo lo pohalaa, penyatuan Hulondalo Limutu, yang berbunyi:
“… dan jikalau yang ada hanya kehendak penguasa, atau hanya kehendak anak istri penguasa, atau hanya kehendak para bangsawan, dan BUKANLAH kehendak rakyat, maka luluh lantaklah semua yang berkehendak itu bagaikan batu kapur dan lemak kerbau yang dipersembahkan ini”,
Semoga hal ini menjadi bahan i’tibar bagi seluruh warga Gorontalo Demi Gorontalo yang kita cintai bersama…. amiinnn yaa rabbal alamiinn”.