Opini: dulwahab (praktisi ekowisata) .
Setiap destinasi wisata membutuhkan sebuah momen,sebuah peristiwa yang menjadi titik tolak untuk melompat dari ketidakjelasan menuju popularitas. Bagi Danau Limboto di Gorontalo, momen itu akan hadir pada November 2025. Kedatangan Agenda Nasional Peran Saka Pramuka ke tanah Gorontalo bukan sekadar acara rutin kepramukaan, melainkan sebuah momentum strategis yang sempurna untuk menghidupkan kembali pesona Danau Limboto yang sempat meredup.
Agenda nasional yang melibatkan ribuan Pramuka dari seluruh Indonesia, Penegak dan Pandega dari seluruh Indonesia ini adalah sebuah energi raksasa. Mereka bukanlah turis biasa; mereka adalah agen perubahan yang terlatih, membawa semangat bakti, kreativitas, dan jiwa petualangan. Inilah peluang emas yang harus dimanfaatkan oleh pemerintah daerah, komunitas, dan seluruh pemangku kepentingan untuk menjadikan Danau Limboto sebagai laboratorium nyata dari karya dan bakti Pramuka.
Pertama, sebagai Ajang Aksi Nyata dan Edukasi Lingkungan. Saka Pramuka, dengan Saka Wanabakti dan Saka Kalpataru-nya, memiliki kompetensi di bidang lingkungan hidup. Agenda nasional ini dapat dirancang dengan melibatkan aksi nyata konservasi, seperti:
· “Operasi Bersih Danau”: Gerakan massal membersihkan sampah plastik di wilayah pesisir danau dengan melibatkan semua peserta.
· “Penanaman Mangrove Massal”: Menghijaukan kembali bibir danau dengan tanaman mangrove untuk mencegah erosi dan memperbaiki ekosistem.
· “Pendirian Kampung Eduwisata”: Membangun fasilitas sederhana seperti jalur interpretasi, papan informasi tentang biodiversitas danau, dan spot-spot fotografi yang estetik dari bahan daur ulang.
Aksi-aksi ini tidak hanya memberikan dampak fisik langsung terhadap kebersihan danau, tetapi juga menciptakan narasi kuat bahwa Danau Limboto adalah destinasi yang sedang “bangkit” berkat peran pemuda.
Kedua, Menciptakan Gelombang Promosi dari Mulut ke Mulut yang Otentik. Ribuan Pramuka adalah duta wisata yang paling meyakinkan. Dengan smartphone di tangan, mereka akan mendokumentasikan setiap momen—mulai dari keindahan sunrisenya, keramahan masyarakat Suku Bajo, hingga kuliner ikan bakar yang lezat—dan membagikannya ke seluruh jaringan media sosial mereka. Cerita yang mereka sebarkan bukanlah iklan komersial, melainkan testimoni yang otentik dan penuh semangat. Hasilnya, citra Danau Limboto akan terpancar sebagai destinasi yang hidup, penuh kegiatan, dan layak dikunjungi, jauh melampaui batas-batas Gorontalo.
Ketiga, Melahirkan Inovasi dan Paket Wisata Baru. Kehadiran para Pramuka dengan pola pikir yang segar dapat memicu lahirnya ide-ide kreatif. Mereka dapat dilibatkan dalam lomba atau workshop merancang “Paket Wisata Berkelanjutan Danau Limboto.” Ide-ide seperti kayaking sambil memungut sampah, birdwatching dengan pemandu lokal, atau homestay budaya di Kampung Bajo bisa muncul dan diuji langsung. Agenda ini menjadi pilot project untuk merancang pengalaman wisata yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga edukatif dan bertanggung jawab.
Terakhir, Memperkuat Jaringan dan Keberlanjutan. Acara nasional ini akan meninggalkan jejaring yang kuat antara Pramuka Gorontalo dengan Pramuka dari daerah lain. Jejaring ini dapat menjadi pondasi untuk program berkelanjutan, seperti “Kemitraan Saka Lintas Daerah untuk Danau Limboto,” di mana Saka dari berbagai provinsi secara rutin melakukan kunjungan dan proyek bakti lanjutan, menjadikan Danau Limboto sebagai proyek bersama Pramuka Indonesia.
Oleh karena itu, momentum November 2025 harus dipersiapkan dengan matang. Pemerintah dan komunitas perlu menyiapkan infrastruktur dasar, menyusun agenda yang memadukan apel akbar dengan aksi lingkungan, serta menyiapkan narasi yang kuat untuk dipublikasikan. Tujuannya jelas: menjadikan kedatangan Saka Pramuka bukan sebagai tamu yang hanya melihat, tetapi sebagai mitra yang aktif membangun.
Agenda Nasional Peran Saka Pramuka 2025 adalah lebih dari sekadar perkemahan; ia adalah katalisator untuk kebangkitan pariwisata Danau Limboto. Dengan memanfaatkan semangat, tenaga, dan kreativitas ribuan Pramuka Indonesia, danau yang sarat dengan legenda Sandayani dan keindahan alamnya ini berpeluang untuk menulis babak baru—sebuah babak di mana pemuda menjadi pahlawan yang mengembalikan kejayaan danau warisan nenek moyangnya. Mari sambut momentum ini bukan sebagai acara, tetapi sebagai awal dari kebangkitan Danau Limboto.