GORONTALO – Komitmen Gubernur Gorontalo, Dr Gusnar Ismail, untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan melalui sektor peternakan mulai direalisasikan. Janji kampanyenya untuk menghadirkan sapi sebagai aset produktif bagi masyarakat petani pun ditepati. Bantuan ternak sapi tersebut bukan sekadar program bantuan biasa, melainkan sebuah program pendampingan berkelanjutan yang dirancang untuk menciptakan kemandirian ekonomi.
“Sapi telah tiba, janji telah ditepati,” begitu sahut gubernur, mengutip gelak suka cita warga yang menerima bantuan pada Kamis (23/10/2025) lalu. Penyerahan perdana dilakukan secara simbolis di tiga kecamatan, yaitu Limboto Barat, Limboto, dan Telaga Biru, sebagai tanda dimulainya penyaluran 793 ekor sapi ke seluruh penjuru provinsi.
Dalam amanatnya, Gusnar menekankan dengan jelas bahwa bantuan ini adalah modal hidup, bukan konsumtif. “Saya minta kepada penerima manfaat untuk tidak menjual sapi bantuan ini. Buatkan kandang, rawat dengan baik, karena dari sinilah kemandirian ekonomi bisa tumbuh,” pesannya penuh keyakinan. Pesan ini menjadi fondasi dari program ini, yang bertujuan mengubah pola pikir penerima dari sekadar mendapat bantuan menjadi pengelola usaha ternak.
Untuk memastikan program tidak berhenti pada serah terima, Pemerintah Provinsi Gorontalo membentuk satuan tugas (satgas) pengawas di setiap kecamatan. Keberadaan satgas ini menjadi ujung tombak keberlanjutan program. Mereka bertugas memantau perkembangan ternak, memberikan pendampingan teknis, dan menjadi tempat pertama yang dihubungi jika penerima bantuan mengalami kendala.
“Kalau ada kendala, segera laporkan kepada satgas pengawas. Kita ingin memastikan program ini benar-benar membawa manfaat bagi masyarakat,” tambah Gubernur dengan nada tegas yang mencerminkan komitmennya.
Dengan pendekatan “beri, awasi, dan dampingi” ini, program bantuan sapi diharapkan tidak hanya menyentuh aspek ekonomi jangka pendek, tetapi juga membangun fondasi ekonomi rakyat yang kokoh dan berkelanjutan di sektor peternakan Provinsi Gorontalo. Langkah ini dinilai sebagai terobosan sosial di bidang peternakan yang fokus pada pemberdayaan sejati.