
Opini Warung Kopi:
Pemilihan Walikota (Pilwako) Gorontalo 2029 masih terlihat di kejauhan Seperti Kapal Yg Tampak dari Dermaga yang Kian Mendekat, sekitar tiga tahun lagi, Namun bagi kalangan Dunia politik justru sudah berada di ambang pintu. Tahapan elektoral yang akan dimulai awal 2026 membuat peta kekuatan dan strategi harus dirancang dari hari ini.
Dinamika politik lokal pun mulai menggeliat, mengisyaratkan sebuah pertarungan sengit yang tidak lagi mengenal kata “terlalu dini atau Masi lagi,Masi jao”.
Di atas papan catur politik kota ini, satu nama sudah terang-terangan melakukan langkah pembukaan, Indra Gobel. Sang Wakil Walikota petahana ini terlihat sumringah, sedang berada di atas angin. Posisinya sebagai orang nomor dua di balai kota Gorontalo memberinya akses dan legitimasi yang tak ternilai. Namun, aset terbesarnya adalah sang atasan, Walikota Adhan Dambea.
Indra Gobel seolah sedang menunggu dengan sabar dan Bahagia, namun penuh harap, untuk menerima “warisan” dukungan Politik dari sang Walikota Adhan Dambea.
Indra Gobel Sedang Menanti “pemberkatan” dan “bai’at” dukungan dari sang Walikota Adhan Dambea yang tidak akan Maju Lagi,Ini tentu adalah modal politik yang sangat kuatĀ Bagi Indra Gobel, Banyak Orang kini berebut warisan Politik Adhan Dambea Untuk Maju Walikota Gorontalo. Adhan Memang Legend di Kota Gorontalo.
Akan tetapi, Nimkanya Tarikan cerutu Cuba Indra Gobel harus ditunda dulu. Di seberang sana, diluar sana,sebuah kekuatan baru sedang berkibar, menggema dari warung kopi (warkop) hingga ruang digital dan Arena Balap Motor,Ia adalah Erwin Ismail, Anak Muda Milineal ,anggota DPRD Provinsi Gorontalo dua periode yang dikenal sebagai tokoh muda progresif. Namanya semakin sering disebut, popularitasnya menanjak tajam.
Erwin adalah putra dari Gubernur Gorontalo saat ini. Darah politik yang mengalir deras memberinya Talenta Politik,basis elektoral dan jaringan yang mendarah daging.
Gosip politik di warkop-warkop mulai menyebutnya Bisa Mungkin Maju calon walikota pada 2029?.
Medan pertempuran yang sesungguhnya mungkin terletak pada basis pemilih baru. Tahun 2029 akan menjadi puncak di mana kalangan Milenial dan Gen Z mendominasi daftar pemilih. Di sinilah Erwin memiliki keunggulan kultural yang signifikan. Gaya komunikasinya yang lebih cair, kedekatannya dengan isu-isu kekinian, dan energinya yang progresif selaras dengan denyut nadi generasi muda. Hal ini menjadi modal besar yang bisa mengoyahkan pondasi elektoral tradisional ini tentu saja akan menjadi pekerjaan rumah yang paling krusial Bagi Indra Gobel, Indra Tentu bisa Memikirkanya dengan Tarikan Cerutu Kuba dan Secangkir Kopi Hitam Keras.
bagaimana menjembatani kesenjangan dengan pemilih muda yang mungkin tidak terpikat oleh politik warisan dan merasa lebih terhubung dengan sosok yang sezaman.
Banyak yang bilang,Erwin itu Petarung , Erwin itu Perintis,Bukan Pewaris.
Walahualam bishawab