Editorial:
Di penghujung tahun 2025, Gorontalo tidak hanya diselimuti oleh hangatnya matahari Khatulistiwa, tetapi juga oleh gelora semangat ribuan pelari dan sorak sorai ratusan ribu warganya pada minggu 7 Desember 2025 pagi hari. Gorontalo Half Marathon (GHM) 2025 telah usai, namun gaungnya masih menggema, meninggalkan lebih dari sekadar piala dan medali. Event ini menjadi sebuah studi kasus nyata tentang bagaimana sebuah gelaran olahraga dapat menjelma menjadi mesin penggerak ekonomi dan Pariwisata dan identitas baru bagi suatu daerah.
Pada awalnya, GHM mungkin hanyalah sebuah event olahraga. Namun, di tangan Pemerintah Provinsi Gorontalo yang dipimpin oleh Gubernur Dr. Gusnar Ismail, ia ber-transformasi menjadi sebuah gerakan kolektif. Ribuan pelari dari berbagai penjuru Nusantara,bahkan luar negeri tidak hanya datang untuk menaklukkan lintasan lari, tetapi juga menjadi saksi sekaligus bagian dari sebuah narasi besar: kebangkitan ekonomi kerakyatan. Sorotan tidak lagi tertuju semata pada garis finis, melainkan merambah ke setiap sudut kota yang hidup oleh denyut event ini.
Dampak ekonomi yang ditimbulkan bersifat langsung dan terukur, layaknya injeksi stimulan bagi tubuh lokal. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi penerima manfaat paling nyata. Stand-stand yang berjejer di sepanjang rute lari diserbu bukan hanya oleh peserta yang lapar dan haus, tetapi juga oleh para wisatawan yang penasaran dengan citarasa lokal. Peningkatan omzet terjadi diiringi dengan eksposur berharga bagi produk-produk khas Gorontalo. Di sektor lain, fenomena full booked terjadi di berbagai hotel, sementara restoran dan kedai makan mengalami lonjakan kunjungan yang signifikan. Roda ekonomi berputar lebih kencang, menjangkau sopir angkutan, pedagang cendera mata, hingga penyedia jasa logistik. Gubernur Gusnar, dalam pernyataannya, dengan tepat menyimpulkan, “Ini adalah dampak yang kita harapkan untuk kesejahteraan masyarakat.” GHM membuktikan bahwa kesejahteraan itu dapat diraih melalui terobosan kreatif yang memadukan olahraga dan pariwisata.
Namun, kesuksesan ini bukan titik akhir. Pemerintah Provinsi Gorontalo menunjukkan kesadaran yang tajam bahwa momentum ini harus dikelola menuju keunggulan yang berkelanjutan. Komitmen peningkatan kualitas ditekankan, dengan fokus pada penyempurnaan manajemen, peningkatan runner’s experience, dan promosi yang lebih agresif untuk menjangkau pasar internasional. Visi untuk menjadikan GHM sebagai ikon sport tourism nasional bukanlah angan-angan, melainkan sebuah jalan strategis yang sedang dibangun bertahap. Setiap penyelenggaraan adalah sebuah pembelajaran untuk menuju standar yang lebih tinggi, sebagaimana tekad Gubernur bahwa kualitas event ini “harus terus naik dari tahun ke tahun.”
Pada akhirnya, GHM 2025 telah berhasil menempatkan Gorontalo pada peta baru: sebagai destinasi potensial untuk event olahraga dan MICE. Event ini lebih dari sekadar lomba lari; ia adalah sebuah demonstrasi tentang sinergi. Sinergi antara ketangguhan atletik dan kehangatan budaya lokal, antara strategi pemerintah dan semangat kewirausahaan masyarakat, serta antara pembangunan infrastruktur olahraga dan pemajuan ekonomi inklusif. Jejak kaki para pelari di jalanan Gorontalo tidak hanya meninggalkan capaian personal, tetapi juga jejak kemakmuran yang riil dan harapan baru bagi daerah untuk terus berlari kencang dalam kompetisi pariwisata dan ekonomi nasional. Gorontalo Half Marathon 2025 adalah bukti bahwa dari garis start sebuah lomba, dapat dimulai pula lomba yang lebih besar: lomba menuju kemandirian dan kesejahteraan daerah.
Ini adalah kado ulang tahun provinsi Gorontalo untuk Rakyat Gorontalo dari Pemerintah Provinsi Gorontalo yang di Nahkodai okeh Gubernur Dr Gusnar Ismail.