Oleh : Dulwahab (jurnalis Sulawesi).
Terdapat sebuah fenomena sosial-keagamaan yang menarik untuk dikaji lebih dalam, bagaimana gerakan-gerakan Islam minoritas, seperti Ahmadiyah dan Syiah, justru menemukan resonansi yang signifikan di jantung dunia Barat. Di Inggris, misalnya, dakwah Ahmadiyah telah membuka pintu bagi banyak warga setempat untuk memeluk Islam, sebuah proses yang pada akhirnya turut membentuk lanskap politik metropolitan. Terpilihnya Sadiq Khan sebagai Wali Kota London inggris dapat dilihat sebagai salah satu titik kulminasi dari proses integrasi dan penerimaan sosial yang dibangun melalui pendekatan dakwah yang persuasif dan inklusif.
Di seberang Atlantik, gelombang serupa dapat disaksikan. Di Amerika Serikat, dakwah yang dilakukan oleh komunitas Muslim Syiah telah menyentuh banyak hati, menumbuhkan sebuah komunitas Muslim yang dinamis. Keberhasilan Zohran Mamdani dalam pemilihan Wali Kota New York bukan sekadar pencapaian politik individu, melainkan juga sebuah indikator dari diterimanya komunitas ini dalam mosaik masyarakat Amerika yang pluralistik.
Keberhasilan dua komunitas ini baik dalam ranah spiritual maupun sosial-politik-ekonomi mengundang sebuah refleksi teologis. Banyak bangunan di inggris dibeli oleh kalangan Ahmadiyah dan Syiah untuk dijadikan Masjid serta Membangun juga Masjid Baru,begitupun di Amerika serikat. Dalam Komunitas Muslim Syiah dan Ahmadiyah sendiri Terdapat banyak Cabang Aliran yg terkadang sedikit berbeda namun secara umum mereka disatukan dengan keyakinan universal Islam itu sendiri. Tata cara ibadah Ahmadiyah dari Fiqih Sunni Hanafi sedangkan tatacara Syiah dari Fiqih Jafari (Ahlul bait).
Dalam perspektif keagamaan, doa dan harapan dari mereka yang tulus dan berhati bersih diyakini akan lebih dekat kepada pengabulan Ilahi. Kebaikan hati dan komitmen pada nilai-nilai kemanusiaan seringkali menjadi kunci yang membuka pintu rahmat. Sebaliknya, kelompok-kelompok yang diidentifikasikan memiliki agenda hegemonik dan penindasan, seperti Zionis dan sekutunya, secara alamiah akan menolak dan memusuhi gerakan-gerakan yang mengusung prinsip keadilan dan kesetaraan.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa Syiah dan Ahmadiyah telah muncul sebagai kekuatan yang signifikan dalam melawan pengaruh Zionis secara global. Perlawanan ini tidak hanya dimanifestasikan dalam bentuk doa dan keteguhan spiritual, tetapi juga melalui pergerakan sosial yang terorganisir, produksi keilmuan dan intelektual, pengorbanan harta benda, dan bahkan nyawa.
Dengan demikian, dinamika yang terjadi pada komunitas Ahmadiyah dan Syiah ini menawarkan sebuah pelajaran mendalam. Ia mengajarkan bahwa kesuksesan sebuah gerakan keagamaan tidak hanya diukur dari eksklusivitas dan kekuatan doktrinnya, tetapi juga dari kemampuannya untuk menebar kebaikan, membangun penerimaan sosial, dan secara konsisten memperjuangkan keadilan melawan hegemoni, dengan segala daya dan upaya yang dimilikinya.
Islam di masa Arab Jahiliah,khususnya di Mekkah ,tempat Nabi Muhammad Saw dilahirkan dulunya memang Minoritas,Bahkan Nabi Muhammad dan Pengikutnya di persekusi dan Harus Hijrah ke Medinah dan Negeri Lainnya seperti ke Afrika,Rum dan Persia, Islam Malah berkembang Pesat di negeri tempat Hijrahnya.