Oleh: dulwahab MN
Ada sebuah energi yang tak terbendung ketika angin segar berhembus di ruang yang pengap. Ada sebuah harapan yang bergema kuat ketika suara baru mengguncang tembok-tembok tua yang retak. Inilah yang diwakili oleh Zohran Mamdani seorang anak muda 33 tahun,bukan hanya bagi warga New York, tetapi bagi Warga dunia yang kerap memandang politik sebagai medan usang, Ruang Gelap, Abu abu dan Suram Harapan Serta Putus asa.
Esensi “anak muda” sesungguhnya bukan sekadar soal Umur dan angka kelahiran pada KTP. Ia adalah sebuah kondisi pikiran. Sebuah lanskap mental yang dipenuhi dengan gagasan segar, semangat baru, keberanian untuk mempertanyakan kemapanan, dan optimisme yang tak mudah pudar. Zohran, dengan latar belakangnya sebagai seorang Muslim yang muncul dari akar rumput, adalah personifikasi dari definisi ini. Dia bukan datang dengan wajah yang polos, tetapi dengan pikiran yang intelektual,Semangat Baru dan visi yang progresif.
Di hadapannya, berdiri sebuah sistem politik Amerika Serikat yang digambarkan semakin konservatif, jumud, dan kehilangan kompas Kemanusiaan. Sebuah tembok kokoh yang dibangun dari pragmatisme, Opurtunisme dan politik transaksional kaum tua. Namun, Zohran tidak menggedor tembok itu dengan amarah. Dia mendobraknya dengan kekuatan gagasan, dengan semangat membara yang menawarkan solusi yang Progresif-Humanis, bukan sekadar kritik. Seperti seorang arsitek muda yang melihat reruntuhan dan langsung membayangkan sebuah istana baru.
Kemenangan telaknya—42% berbanding 22% atas Andrew Cuomo dalam polling calon walikota New York bukanlah sekadar angka statistik. Itu adalah sebuah kanvas dan indikator besar yang menggambarkan perubahan sikap kolektif masyarakat Amerika dan Global yang Telah Jenuh dan Kecewa serta Tanpa Harapan dan Putus asa. Sebuah teriakan halus dari berbagai lapisan masyarakat, dari kakek-nenek, yang rindu pada masa depan cucu-cucunya, hingga para pekerja yang lelah dengan janji-janji kosong. Mereka tidak lagi terpaku pada label agama atau kelas sosial dari Zohran, mereka tertarik pada kredibilitas pikirannya dan kejernihan hatinya.
Zohran Mamdani adalah fenomena masa depan kepemimpinan dan Sosial-Politik, Dia adalah bukti bahwa di tengah kabut hopelessness (hilangnya harapan-Lutus ada) yang menyelimuti kondisi politik global, selalu ada pilar harapan dan optimisme Perubahan yang muncul. Dia adalah pengingat bahwa semangat muda dengan segala progresivitas dan optimismenya adalah obat paling ampuh untuk mengusir kejumudan.
Kehadirannya bagai embun pagi di tengah gurun. Menyegarkan, menghidupkan, dan membuktikan bahwa ladang sosial-politik yang tadinya dianggap gersang, sesungguhnya masih sangat subur untuk ditanami benih-benih perubahan.
Masa depan tidak lagi menjadi sebuah ancaman, tetapi sebuah kanvas putih yang menunggu untuk diwarnai dengan ide-ide brilian generasi baru. Dan Zohran Mamdani adalah salah satu pelukis andalannya. Dunia sedang menatap, dan harapan pun kembali bernyanyi.
Zohran Mamdani Tidak Takut dan Malu mengatakan dirinya Seorang Muslim yg Ber madzhab Syiah dan Berasal dari Keluarga Imigran, Dan Ternyata Warga Amerika di Kota Newyork dan Dunia Menyukai akan Hal itu, karna itu adalah Prinsip dan Nilai idealisme yang dimiliki Zohran Mamdani, Berbeda dengan Politisi dan anak muda lainnya yang hidupnya, Otaknya, kesadarannya telah tercekoki oleh Tekanan Kejumudan, Konservatisme dan intimidasi Politisi Tua dengan Pragmatisme dan Opurtunisme Politik.
Dalam Dunia Politik hari ini dan Masa depan, Yang Bermain Aman tak akan Menjadi apa-apa,Rakyat akan meninggalkanya, Zohran Mamdani dengan tanpa beban Mengatakan bahwa dia Pro Palestina dan seorang Kaum Sosial-Demokrat dan Zohran juga dengan Tegas Menyatakan bahwa Israel Melakukan Genosida. Sebuah Pernyataan dan Pandangan yang sangat nekat di dalam Negeri Amerika Serikat, Namun sikap Zohran Ternyata disukai Rakyat Akar Rumput di Amerika, khususnya kota New York. Zohran Mamdani Mempertaruhkan Hidupnya. This is the New American Dream.
Zohran Mamdani adalah Generasi Perintis, Bukan Pewaris. Zohran Melampaui Zamannya. God Bless Amerika, God Bless Zohran Mamdani.
Dulwahab MN
Gorontalo Province-Sulawesi-Indonesia