Asparaga, Selasa (7 Oktober 2025) – Sebuah pertemuan di Kecamatan Asparaga hari ini bukan sekadar acara seremonial penyerahan kartu. Ketika Gubernur Gusnar Ismail menyalami 321 warga dari Desa Tiohu dan Olimohulo, yang terjadi adalah sebuah pertanggungjawaban politik yang hidup. Di hadapan petani dan pekerja rentan, Gusnar mewujudkan janji kampanye Pilkada 2024 menjadi kartu BPJS Ketenagakerjaan yang nyata.
“Dulu saya janji, hari saya buktikan,” kira-kira begitu pesan yang tersirat dari penegasan Gusnar bahwa program ini telah menjadi pikirannya sejak lama. Namun, di balik kepuasan mewujudkan janji, terselip sebuah tantangan dari warga. Awin K. Tuna, warga Desa Tiohu, menyuarakan harapan yang lebih dalam: “Kami berharap program ini dipatenkan, jangan hanya setahun atau selama masa kepemimpinan Pak Gusnar, tapi seterusnya.” Seruan ini adalah ujian sebenarnya dari sebuah kebijakan—apakah ia mampu bertahan melampaui periode kepemimpinan sang pencetus.
Yang menarik, Gusnar justru menggunakan momen ini untuk mengakui “hutang” lain yang belum terlunasi: kelanjutan Jalan Tolangohula – Asparaga. Pengakuannya yang jujur ini justru menguatkan pesan bahwa kunjungannya bukanlah kunjungan pencitraan. Dengan rinci ia memaparkan timeline penyelesaian: tahun ini dimulai dengan perencanaan teknis, tahun depan eksekusi. Bahkan, ia telah mengajak pihak pusat melalui Balai Jalan untuk terlibat. Ini adalah strategi yang cerdas—mengombinasikan program perlindungan sosial yang langsung terasa dengan pembangunan infrastruktur yang berjangka panjang.
Kehadiran Kepala Dinas Tenaga Kerja, BPJS Ketenagakerjaan, dan anggota DPRD dalam kunjungan ini juga mengirim pesan penting: bahwa program ini adalah komitmen kolektif, bukan program personal. Dengan demikian, harapan warga agar program ini “dipatenkan” menemukan landasan politisnya.