Di sebuah ruas Gorontalo Outer Ring Road (GORR) yang membentang di Desa Pilohayanga Barat, Kamis (2/10/2025), sebuah ritual kebajikan untuk masa depan sedang berlangsung. Gubernur Gusnar Ismail bukan hanya sekadar mencangkul dan menanam; ia sedang menorehkan sebuah visi tentang bagaimana sebuah jalan tol bisa menjadi lebih dari sekadar urat nadi transportasi. Di tangan para petugas PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Gorontalo, bibit-bibit Glodokan Tiang menemukan rumah barunya, dalam sebuah rangkaian upaya merajut hijau dan memperindah etalase utama provinsi itu.
Inisiatif yang lahir dari semangat HUT ke-30 PLN Nusantara Power ini bukanlah aksi seremonial belaka. Dengan pola tanam yang terukur—setiap 100 meter ditanami 10 pohon dengan jarak 10 meter—kerja baik ini dibangun dengan presisi dan niat jangka panjang. Gusnar pun menyambutnya dengan apresiasi yang mendalam, menyebut PLN sebagai “institusi pertama yang memulai kerja baik ini untuk kemajuan Gorontalo.” Sebuah pengakuan bahwa pembangunan wajah Gorontalo membutuhkan kolaborasi, di mana swasta dan pemerintah bersinergi menata ruang hidup bersama.
Namun, di balik semangat menanam itu, terselip kesadaran akan sebuah tantangan yang lebih berat: merawat. Gusnar dengan jeli mengingatkan, “Pekerjaan selanjutnya yang berat adalah pemeliharaan.” Kata-katanya ini bagai menyentuh akar persoalan dari banyak program penghijauan—bukan pada kegagalan menanam, tetapi pada kelalaian merawat. Ia tak hanya berhenti pada imbauan, melainkan telah memikirkan langkah teknis seperti penyiraman rutin. Bahkan, pagar pelindung dari PLN untuk mengamankan bibit dari ternak liar menunjukkan bahwa perencanaan telah melibatkan antisipasi terhadap gangguan yang mungkin timbul.
Kehadiran para kepala dinas terkait dalam kegiatan itu juga mengisyaratkan bahwa program ini bukan sekadar acara seremonial satu hari. Ini adalah awal dari sebuah komitmen berkelanjutan, di mana Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta dinas-dinas lain diajak untuk turut bertanggung jawab.