Di Ruang Huyula Kantor Gubernur, Rabu (10/9/2025), suasana tidak sekadar diwarnai oleh agenda rapat biasa. Pertemuan yang dipimpin langsung oleh Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail itu menyimpan napas panjang sebuah komitmen—komitmen untuk membangun kaderisasi kepemimpinan bangsa melalui Gerakan Pramuka. Persiapan Perkemahan Antar Satuan Karya (Peran Saka) Nasional 2025 bukan semata urusan logistik dan protokoler, melainkan sebuah investasi strategis dalam membentuk karakter generasi muda Indonesia.
Sebagai Ketua Majelis Pembimbing Daerah, Gubernur Gusnar menekankan dengan jelas bahwa kunci keberhasilan even sebesar ini terletak pada efektivitas koordinasi. Permintaannya untuk “mengintensifkan komunikasi dan koordinasi” menyiratkan pemahaman bahwa even berskala nasional adalah cermin tata kelola pemerintahan yang baik. Ketika ia memerintahkan jajaran perhubungan untuk “memastikan dukungan transportasi termasuk penerbangan tambahan,” yang terlihat bukan sekadar instruksi teknis, melainkan visi tentang Gorontalo sebagai tuan rumah yang mampu memberikan pengalaman terbaik bagi seluruh peserta.
Dari sisi implementasi, Ketua Kwarda Sofyan Puhi memaparkan tiga pilar persiapan yang menjadi konsentrasi utama. Pertama, penyiapan Bumi Perkemahan Bongohulawa sebagai episentrum kegiatan. Ini bicara tentang kemampuan daerah dalam menyediakan infrastruktur yang memadai. Kedua, kesiapan sub-kegiatan di masing-masing Satuan Karya, yang menuntut keseriusan dalam menyusun konten pembinaan yang berkualitas. Ketiga, penyelesaian administratif melalui pelantikan Saka yang belum disahkan—sebuah langkah memastikan semua unsur bergerak dalam koridor kelembagaan yang solid.
Dalam perspektif yang lebih luas, Peran Saka Nasional sesungguhnya adalah medium strategis untuk mewujudkan trilogi pembangunan: membentuk karakter melalui pendidikan kepramukaan, mengembangkan kompetensi melalui berbagai satuan karya, dan menanamkan rasa cinta tanah air melalui interaksi antarbudaya. Ketika ribuan Penegak dan Pandega berkumpul di Bumi Perkemahan Bongohulawa pada 2-9 November 2025, yang terjadi bukan hanya pertukaran keterampilan, melainkan juga pertemuan nilai-nilai yang akan memperkuat persatuan nasional.
Penyelenggaraan Peran Saka Nasional di Gorontalo juga memiliki makna khusus bagi pembangunan daerah. Even ini menjadi kesempatan emas untuk mempromosikan potensi Gorontalo sekaligus menguji kapasitas pemerintah daerah dalam mengelola even berskala nasional. Kesuksesan penyelenggaraan akan menjadi indikator kedewasaan birokrasi dalam mengorkestrasi berbagai pemangku kepentingan.
Pada akhirnya, persiapan yang dilakukan hari ini adalah bentuk tanggung jawab moral pemerintah daerah terhadap masa depan generasi muda. Seperti pesan yang tersirat dalam seluruh proses persiapan ini: membina pemuda bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan menciptakan ruang yang kondusif bagi mereka untuk tumbuh, belajar, dan suatu saat nanti, memimpin.